Teknik Bangunan Dan Landasan
Untuk peluang kerja pada prodi teknik bangunan dan landasan anda tidak perlu takut untuk bingung atau bimbang. karena jurusan teknik bangunan dan landasan pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun negara. karena apa? disetiap wilayah maupun negara pasti membutuhkan yang namanya pembangunan di setiap tempatnya.
maka dari itu teknik bangunan dan landasan mempunyai peluang kerja yang sangat besar bagi kalian yang mempunyai teknik menggambar yang bagus dan mempunyai IQ hitung-hitungan yang sangat cerdas. anda mempunyai peluang kerja diantaranya adalah :
1 ANGKASA PURA 1
Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) - atau dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports - sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula sejak tahun 1962. Ketika itu Presiden RI Soekarno baru kembali dari Amerika Serikat. Beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju.
Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik.
Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah RI. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi perusahaan.
Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia.
Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai - Bali, Halim Perdanakusumah (Jakarta), Polonia (Medan), Juanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), dan Sultan Hasanuddin (Ujungpandang) kemudian berada dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I. Hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus bertugas untuk mengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola 13 (tiga belas) bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar
2. Bandara Juanda - Surabaya
3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan
5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak
6. Bandara Sam Ratulangi - Manado
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
8. Bandara Ahmad Yani - Semarang
9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta
10. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta
11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
12. Bandara Pattimura - Ambon
13. Bandara El Tari - Kupang
Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.
2. ANGKASA PURA 2
Untuk peluang kerja pada prodi teknik bangunan dan landasan anda tidak perlu takut untuk bingung atau bimbang. karena jurusan teknik bangunan dan landasan pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun negara. karena apa? disetiap wilayah maupun negara pasti membutuhkan yang namanya pembangunan di setiap tempatnya.
maka dari itu teknik bangunan dan landasan mempunyai peluang kerja yang sangat besar bagi kalian yang mempunyai teknik menggambar yang bagus dan mempunyai IQ hitung-hitungan yang sangat cerdas. anda mempunyai peluang kerja diantaranya adalah :
1 ANGKASA PURA 1
Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) - atau dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports - sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula sejak tahun 1962. Ketika itu Presiden RI Soekarno baru kembali dari Amerika Serikat. Beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju.
Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik.
Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah RI. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi perusahaan.
Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia.
Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai - Bali, Halim Perdanakusumah (Jakarta), Polonia (Medan), Juanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), dan Sultan Hasanuddin (Ujungpandang) kemudian berada dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I. Hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus bertugas untuk mengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola 13 (tiga belas) bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar
2. Bandara Juanda - Surabaya
3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan
5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak
6. Bandara Sam Ratulangi - Manado
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
8. Bandara Ahmad Yani - Semarang
9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta
10. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta
11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
12. Bandara Pattimura - Ambon
13. Bandara El Tari - Kupang
Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.
2. ANGKASA PURA 2
PT Angkasa Pura II (Persero),
selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan
jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah
Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari
Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan
pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama
menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim
Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari
Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei
1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi
Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai
dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi
berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk
menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa
kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik
tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat
menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan
masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan
kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa
kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan
peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 13
Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim
Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak),
Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan
Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan
Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang),
Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit
(Tapanuli Utara).
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh
berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh
merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance
Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN
in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The
Best I in Good Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report
Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN
Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada
Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009,
Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non
Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The
World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari
Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN
Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in
category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on
Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan
Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang
sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism
Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama
2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011
untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta berbagai
penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport
2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport
Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori
Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional
Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng)
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa
Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada
negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan
konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola
perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat
umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social
Responsibility.
selain anda bisa bekerja di tempat di atas, karena anda mempunyai basic teknik sipil maka anda bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu jurusan teknik sipil. jadi jika anda masuk di prodi teknik bangunan dan landasan anda tidak perlu bingung untuk kerjanya nanti.
sekian dari saya terima kasih
Komentar
Posting Komentar